Pakaian tradisional Jepang berubah berdasarkan musim, acara, usia, dan terkadang jenis kelamin. Perubahan pakaian biasanya disesuaikan dengan cuaca (misalnya, kain yang lebih tipis di musim panas) atau tergantung formalitas acara (pakaian yang lebih kompleks untuk kunjungan pertama seorang anak ke kuil atau pernikahan). Semua pilihan berbeda ini bisa sedikit membingungkan, jadi ayo sobat sukajepang.com mari kita lihat berbagai jenis pakaian tradisional Jepang.
Pakaian Jepang tergantung Musim
Perubahan musim biasanya mempengaruhi bahan dan pola pakaian. Pada bulan-bulan musim panas, kimono biasanya lebih tipis dan tidak bergaris, sementara di musim dingin kimononya lebih tebal untuk membantu menjaga kehangatan. Pola musim gugur yang populer termasuk krisan atau daun maple. Di musim dingin, khususnya di dekat hari libur, pola seperti bambu, pohon pinus, atau bunga diyakini akan membawa keberuntungan dan kemakmuran.
Pakaian tergantung Acara
Jenis pakaian yang dikenakan biasanya tergantung pada jenis acara. Kimono yang lebih kasual termasuk tenunan dan pola berulang dan apakah akan dipakai di rumah atau dalam acara informal. Pakaian yang lebih formal umumnya mencakup desain yang rumit dan kain berkualitas tinggi dan akan dikenakan untuk festival, pernikahan, dan acara khusus lainnya.
Pakaian Jepang dan Status Perkawinan
Khusus untuk wanita, pakaian tradisional Jepang tidak hanya dikenakan berdasarkan musim, acara, tetapi juga status perkawinan. Wanita muda yang belum menikah mengenakan kimono dengan lengan panjang dengan warna-warna cerah dan banyak pola. Wanita yang sudah menikah atau wanita yang lebih tua umumnya memakai kimono yang lebih sederhana dan lebih tenang.
Jenis Pakaian Tradisional Jepang
Di Jepang saat ini, pakaian dibagi menjadi dua bentuk – pakaian barat dan wafuku (pakaian tradisional Jepang). Pakaian tradisional Jepang dapat dipecah menjadi berbagai kategori. Berikut adalah beberapa tipe dasar.
Kimono – Secara harfiah berarti “sesuatu untuk dikenakan”, tetapi digunakan untuk merujuk pada jubah panjang tradisional.
Yukata : adalah Kimono musim panas kasual tanpa garis yang terbuat dari katun atau kain sintetis ringan.
Nagajugan (atau Nagajuban) – Pakaian dalam bentuk kimono yang dikenakan di bawah kimono. Hanya kerah yang menunjukkan saat berpakaian lengkap.
Happi Coat – Jaket longgar resmi yang mirip kimono.
Haori – Jaket panjang pinggul yang terlihat mirip dengan kimono. Digunakan untuk menambah formalitas ke pakaian.
Michiyuki – Mantel pelindung, seringkali didesain sangat rumit.
Hakama – Rok terbelah, mirip dengan celana berkaki lebar.
Tomesode– Kimono berwarna tunggal dengan pola hanya di bawah pinggang. Umumnya dipakai oleh wanita yang sudah menikah.
Uchikake – Kimono paling formal, umumnya hanya dikenakan oleh pengantin wanita atau selama pertunjukan panggung.
Shiro-maku – Kimono pernikahan tradisional, biasanya berwarna putih murni.
sumber : https://www.japanesestyle.com/Types-of-Traditional-Japanese-Clothing-s/950.htm