Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara telah mengambil inisiatif untuk mengurangi jumlah perokok di negaranya, dan tidak ada upaya yang paling maksimal dalam hal ini melebihi Jepang. Karena di seluruh penjuru negeri sedang bersatu untuk menciptakan lingkungan yang bebas asap, bersih, dan modern untuk Olimpiade Tokyo 2020.
Dikutip dari Daily Mail, perusahaan Softbank di Jepang akan melarang para pekerjanya merokok selama jam kerja terlepas mereka berada di lingkungan kantor ataupun tidak.
Kebijakan ini akan diimplementasikan pada hari Jumat terakhir tiap bulannya, dan setelah bulan Oktober nanti, hari Rabu juga akan termasuk hari bebas merokok. Sementara, Softbank belum akan memberi pinalti pada yang melanggar, namun peringatan keras tetap akan diberikan.
Sementara perusahaan Jepang lainnya mengungkapkan bahwa mereka hanya akan menerima non-perokok untuk jabatan baru dan kandidat yang berpotensi akan diminta untuk mengaku apakah mereka merokok atau tidak.
Peraturan-peraturan ini bertujuan untuk membantu pemerintah menurunkan jumlah perokok dari 17,7 persen hingga 12 persen pada tahun 2020 nanti.
Bukan cuma perusahaan saja, Namun Universitas Nagasaki baru-baru ini juga mengumumkan mereka tidak akan memperkerjakan profesor atau dosen yang merokok. Pengecualian bisa dilakukan apabila mereka berjanji untuk berhenti merokok setelah diterima kerja.
“Tugas kami sebagai universitas adalah untuk memelihara sumber daya manusia, dan kami merasa berkewajiban untuk mencegah orang-orang agar berhenti merokok karena beberapa perusahaan mulai tidak merekrut perokok,” kata Shigeru Kono, rektor dari universitas tersebut.
Seorang juru bicara universitas, Yusuke Takakura, mengatakan universitas yakin kebijakan itu tidak akan bertentangan dengan undang-undang diskriminasi.
“Kami telah mencapai kesimpulan bahwa perokok tidak cocok untuk sektor pendidikan,” kata Mr Takakura dalam sebuah wawancara dengan Agence France-Presse .
Tidak hanya unversitas Nagasaki yang melakukan upaya tersebut. Pada hari Selasa, Seigo Kitano, rektor Universitas Oita, mengatakan universitas telah “memprioritaskan non perokok” untuk diperkerjakan. Dari 161 anggota fakultas yang direkrut pada musim semi ini, hanya tiga yang merupakan perokok, katanya.
Langkah-langkah seperti itu sudah lama dianggap tidak mungkin di Jepang, yang selama beberapa dekade dianggap sebagai tempat yang ramah bagi perokok. Semoga Indonesia juga dapat meniru langkah jepang ini ya. Amiin
sumber : https://www.worldofbuzz.com/japanese-companies-and-university-to-stop-hiring-smokers-for-new-positions danĀ https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4522693/perusahaan-di-jepang-takkan-lagi-rekrut-calon-pegawai-yang-merokok