Pada kurun waktu 2011-2014 saya dan keluarga berkesempatan bermukim di Jepang, tepatnya di Nara. Selama tinggal di sana, kami banyak mengunjungi objek-objek wisata terutama yang terletak di Nara dan Kansai area serta mengenal dan mempelajari budayanya. Cerita tentang Nara adalah cerita tentang nostalgia. Kondisi dan suasananya tidak jauh berbeda dengan zaman baheula berpuluh tahun pertama kali saya ke sana ketika mengikuti pertukaran pemuda.
Kansai adalah istilah yang digunakan untuk menyebut wilayah Jepang di bagian barat Pulau Honshu yang terdiri dari 9 prefektur, yaitu Kyoto, Osaka, Mie, Shiga, Fukui, Wakayama, Hyogo, Tokushima, dan Nara. Nara yang berarti flat land atau tanah dataran merupakan prefektur atau provinsi yang dilingkupi 4 prefektur, yaitu Osaka di sebelah barat, Kyoto di utara, Wakayama di selatan, dan Mi di timur.
Bagi saya, objek wisata dan budaya negeri para Ninja tersebut bak hamparan buku cerita yang menarik untuk dibaca. Cerita tentang budaya Jepang tentu saja tidak semuanya baik di mata kita. Namun, seorang sahabat pernah mengatakan “jika tinggal di negeri orang, bawalah dan ceritakanlah hal-hal baik tentang negeri tersebut, pengalaman dan kenangan buruk tinggalkan ketika kamu kembali ke negerimu”.
Buku ini mengupas objek wisata dan budaya yang mengiringinya, di antaranya cerita tentang kijang santun di taman Nara (Nara koen); Nara To-Kae, festival lilin musim panas di Nara; Cantiknya bunga sakura di Nara; Serba bambu aneka fungsi; Eksotisnya negeri Sakura; Ikoma Sanjyo yang memikat; Bertemu Ninja di kampungnya; Menikmati indahnya salju di lembah Biwako; Menikmati salju di Rokko San, Kobe; Sepenggal pengalaman makan mie somen dengan kuah es batu; Pesona Hiroshima; Melintasi Taiko Bashi, jembatan menuju kesucian; dan lain-lain. Pembaca juga dapat menikmati cerita tentang budaya negaranya Oshin, misalnya bagaimana pramuniaga memperlakukan pembeli sebagai raja; Kisah Kabayan ala Jepang; Ojigi, budaya membungkukkan badan; Kisah mualaf Jepang; Lansia di Jepang yang bersekolah; Kotobuki Daigaku, universitas-nya para lansia; Kota Tenri, antara manula dan Rumah Durian; dan lain-lain.
Sesungguhnya, banyak yang dapat kita pelajari dari sikap dan perilaku orang Jepang. “Jika ingin melihat banyak orang Islam datanglah ke Indonesia tapi jika ingin melihat banyak orang berperilaku islami datanglah ke Jepang.” Demikian sebuah pendapat yang pernah saya dengar dari satu sisi.