Desa Shirakawago adalah salah satu Situs Warisan Dunia yang berada di Jepang. Situs ini terletak di lembah sungai Shokawa di perbatasan Prefektur Gifu. Kawasan ini merupakan salah satu tempat yang menerima paling banyak hujan salju di Jepang. Sebagian besar (95,7%) wilayahnya tertutup oleh hutan.
baca juga artikel terkait Foto-Foto Suasana Musim Panas di Shirakawa-go, Prefektur Gifu
Rumah Tradisional
Desa Shirakawago terkenal akan rumah tradisionalnya yang berusia lebih dari 200 tahun yaitu model rumah Gassho-zukuri, atau “konstruksi tangan berdoa” dicirikan dengan bentuk atap rumah yang miring dan melambangkan tangan orang yang sedang berdoa. Desain rumah ini sangat kuat dan memiliki bahan atap yang unik yang menjaga kekokohan bangunannya karena desa ini akan diliputi salju yang sangat tebal pada musim dingin. Rumah desa Shirakawa-go sangat besar, dengan 3 sampai 4 tingkat di bawah atap yang sangat rendah, sehingga menjadi tempat yang cukup untuk satu keluarga besar.
Semua atap rumah di Desa Shirakawago menghadap ke timur dan barat. Ini bertujuan salju yang menumpuk segera bisa mencair ketika terkena matahari. Karena atap menghadap arah matahari, semua ventilasi yang terletak di loteng mengarah ke selatan dan utara. Dengan begitu aliran udara dan angin bebas keluar masuk sehingga menciptakan sistem ventilasi yang terbaik.
Seperti kebanyakan rumah tradisional Jepang lainnya, rumah gassho-zukuri menggunakan kayu. Uniknya, untuk menyatukan antara bagian satu dengan yang lain tidak satupun paku yang digunakan. Semua disatukan dengan tali yang terbuat dari jerami yang dijalin atau neso, istilah untuk menyebut cabang pohon yang dilunakkan.
Warisan Dunia
Sejak Desember 1995 lalu, Shirakawa-go, bersama dua desa serupa di Gokayama, ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh Unesco sehingga warga Shirakawa tidak bisa sembarangan merenovasi rumah mereka. Pemerintah membuat peraturan untuk mempertahankan kelestarian rumah-rumah di desa ini.
Tradisi Penggantian Atap di Desa Shirakawago
Penggantian atap (yang biasanya dilakukan tiap 20 atau 30 tahun sekali) juga menjadi tradisi tersendiri yang disebut yui. Pemilik rumah tidak bekerja sendiri untuk mengganti atap karena semua penduduk desa berpartisipasi. Acara penggantian atap ini juga bisa mendatangkan turis yang tidak sekadar menonton, tetapi juga berpartisipasi di dalamnya.
Orang yang berpartisipasi sedikitnya 200 orang. Dilakukan dengan cepat, maksimal dua hari harus selesai. Supaya penghuni rumah bisa segera beraktivitas seperti biasa. Bagi warga Shirakawa-go, tradisi yui yang menunjukkan kebersamaan dan gotong royong itulah yang menyebabkan desa itu masih bertahan hingga kini. Dan nilai-nilai itu juga yang menjadi salah satu poin penting yang menjadikan Shirakawa-go berstatus Warisan Dunia
Desa Shirakawago di Musim Dingin
Pemandangan paling terkenal di Shirakawa-go adalah saat malam hari di musim dingin. Saat itu seluruh desa tertutup salju tebal. Begitu juga dengan atap setiap rumah. Cahaya lampu yang muncul dari jendela setiap rumah menciptakan pemandangan yang sangat indah.
Otoritas pariwisata menetapkan tujuh hari tertentu pada bulan Januari hingga Februari untuk menyaksikan pemandangan yang indah itu. Ribuan wisatawan domestik dan mancanegara berbondong-bondong menyaksikannya dari atas bukit. Dengan arus wisatawan yang terus meningkat, terjadi perubahan pola sosial di desa itu. Penduduknya tidak lagi melulu bertani. Sebagian memanfaatkan keunikan rumah tradisional itu untuk dijadikan penginapan atau toko suvenir
Melihat Desa Shirakawago Dari Dekat
sumber : kaskus