Halo, minna! O-genki desuka? Sehat kan? Harus sehat dong, karena kami masih akan memberi info-info menarik mengenai Jepang nih.
Tadi pagi ketika admin sedang surfing di internet, yang tidak lain dan tidak bukan hanya untuk mencari dan membagi artikel menarik kepada minna, tiba-tiba admin ‘stuck’ di satu artikel seseorang yang pernah tinggal di Jepang. Artikelnya mengenai kesalahkaprahan kita terhadap Jepang. Hah? Salah kaprah? Gimana maksudnya? Ya, salah kaprah di sini lebih kurang maksudnya berupa mitos-mitos dari kita sebagai masyarakat Indonesia mengenai Jepang dan orang Jepang, yang terbantahkan oleh fakta-fakta yang sebenarnya terjadi di Jepang itu sendiri. Mitos-mitos atau kesalahkaprahan itu biasanya kita dapati dari pengalaman kita mengenal Jepang secara tidak langsung, melainkan dari film, dorama, anime, manga, buku, bahkan sampai artis-artisnya, terutama artis-artis wanita yang membuat kita ‘kepayang’ (E-aa!!). Sehingga sangking kepayangnya, semua tanggapan yang baik-baik kita tujukan kepada mereka deh. Iya nggak?
Okelah, daripada kebanyakan cerita yang nggak jelas, langsung to do point aja deh. Berikut beberapa kesalahkaprahan kita terhadap Jepang dan orang Jepang yang banyak kita anggap benar, padahal nggak gitu juga kaleee..
- Mitos : Saat musim dingin atau bahasa kerennya winter, seluruh Jepang ditutupi salju. Jadi kesannya romantis gitu (Kebanyakan nonton anime dan dorama nih. Plak!).
- Fakta : Di daerah Tokyo, Kanagawa, Saitama, Chiba, Gunma selatan dan Ibaraki selatan salju jarang-jarang turun. Begitu pula dengan daerah Osaka dan sekitarnya. Salju sering turun di wilayah Hokkaido, Kyushu dan Pulau Honshu yang menghadap Laut Jepang. Pulau shikoku sangat jarang bersalju. Di wilayah Kanto selatan (Tokyo dan sekitarnya) salju baru turun di bulan Februari. Di Okinawa, salju sama sekali tidak pernah turun, dan suhu terendah saat musim dingin berkisar 10-16 derajat celcius.
- Mitos : Hampir setiap orang Jepang gemar minum sake.
- Fakta : Hanya orang-orang tua (60 tahun ke atas) yang suka minum sake. Itu pun biasanya orang-orang yang tinggal di kota-kota kecil atau wilayah pedesaan di Jepang Utara, sperti Niigata dan Akita. Orang-orang kota dan mudanya lebih suka minum bir, apalagi bir buatan Jerman.
- Mitos : Orang Jepang beragama Shinto dan menyembah Kaisar ataupun Dewa-Dewa, sehingga sering kita liat di film ataupun anime Jepang, mereka pergi ke kuil untuk berdoa.
- Fakta : Kebanyakan orang Jepang itu Atheis. Kalaupun mereka pergi ke kuil, itu hanya karena tradisi. Orang Jepang lebih mementingkan perayaan-perayaan (matsuri) yang merupakan inti upacara shinto. Tapi ingat, orang Jepang saat ini tidak menyembah kaisar, dan istana kekaisaran jadi tempat wisata setahun sekali. Tuhannya orang Jepang adalah ekonomi. Waduh, jadi sembah-sembah uang, gitu?
- Mitos : Orang Jepang semuanya ahli dalam hal teknologi, terutama berbasis komputer.
- Fakta : Banyak orang Jepang yang gaptek. Bahkan ada orang Jepang yang rela capek-capek panggil teknisi hanya karena kabel listrik komputer tidak dicolok dengan benar ke stop-kontak nya. Oalah.. Orang Jepang juga banyak yang nggak ngerti cara pakai atau bahkan belum pernah menggunakan Facebook. Really? Ah, kalah lah sama orang kita yang tiap menit update status facebook, twitter, bahkan yang lagi ngetren sekarang seperti skype, instagram, path, dkk. Waduh, banyak lah pokonya. Admin aja sering bingung liat teman-teman kampus yang super canggih. Banggalah kita dalam hal ini. Kalah lu, Jepang. Hehe.
- Mitos : Orang Jepang semuanya pintar-pintar.
- Fakta : Sama seperti di atas, tidak semua orang Jepang itu pintar. Banyak lulusan universitas dengan pengetahuan umum yang super parah. Apalagi bahasa Inggris? Kalah deh sama kita-kita (walaupun bahasa Inggris admin nggak kalah parahnya). Minimal mereka masih di bawah teman-teman kita yang ‘sok Cinta Laura’; “Ujan, becyek, nggak ada ojyek”.
- Mitos : Semua wanita Jepang cantik-cantik dan kawaii, layaknya AKB48. 😀
- Fakta : Di Tokyo dan sekitarnya kita akan melihat tante-tante (usia 40-50 tahun) dengan rambut pirang, celak mata warna hitam super tebal dan pipi yang super merah buatan. Waduh. Terus yang kawaii seperti di dorama-dorama di mana bisa kita jumpai? Coba carilah anak-anak SMP yang tidak pake make-up (cantik alami). Yoosh, ganbatte!
By the way, kalau orang kita ada salah kaprah mengenai orang Jepang, begitu juga sebaliknya. Kok bisa? Emangnya salah kaprah apa? Oke, berikut kesalahkaprahan mereka terhadap kita:
- Jepang adalah satu-satunya negara kepulauan di dunia.
- Nasi adalah makanan pokok untuk negara Jepang, Korea dan China saja.
- Bali adalah negara tropis tujuan wisata. Indonesia? Hah, India? (Indonesia bagi mereka adalah negara tetangga India). Tapi menurut admin kalau yang ini mungkin sudah sedikit ‘terselamatkan’ dengan hadirnya JKT48 di Indonesia. Setidaknya mereka kini sudah tau bahwa Indonesia adalah negara yang di dalamnya ada kota bernama Jakarta. Selain itu mungkin dari mereka juga ada yang mulai mencari-cari tau mengenai Indonesia dan Jakarta. Selamat.. selamat..
- Indonesia merupakan negara kecil yang mungkin luasnya hanya separuh Jepang dan dengan penduduk dua kali lipat Jepang.
- Hanya negara-negara di Eropa saja yang menggunakan huruf Latin. Negara-negara di Asia semuanya menggunakan huruf sendiri.
- Mereka sering membicarakan bahwa di Jepang ada beberapa bahasa daerah yang mereka sendiri tidak mengerti, seperti dialek Osaka, Tohoku dan Bahasa Okinawa. Tetapi pada dasarnya semuanya masih bahasa Jepang. Karena itu mereka menganggap bahasa daerah di negara lain hanya berupa dialek. Tidak banyak yang tau bahwa bahasa Aceh, Jawa, Sunda dan Padang adalah bahasa-bahasa yang sangat berbeda (Emanglah, kaya sekali negara kita ini).
- Hanya Orang Jepang, China dan Korea yang bisa pakai sumpit. Mereka heran ketika melihat ada orang Indonesia yang bisa pake sumpit.
- Makanan khas Indonesia adalah Nasi Goreng dan Mie Goreng. Rendang, Pecel, dan lain sebagainya tidak dikenal di Jepang. Ini dikarenakan Restoran Indonesia di Jepang memasang menu utama Nasi Goreng dan Mie Goreng.
- Kereta adalah alat transportasi utama di negara manapun di dunia. Mereka heran mendengar di Indonesia sangat sedikit ada jalur kereta, dan lebih banyak yang menggunakan kendaraan pribadi. Maklum, kita kan orang kaya.
Nah, setelah baca beberapa mitos dan fakta di atas, kita bisa tau kan gimana Jepang dari sudut pandang yang ‘berbeda’? Admin sebenarnya agak shock juga setelah mendapati dan membaca sumber artikel ini, tapi itulah seperti yang orang-orang gaul katakan “Don’t judge a Book by the Cover” yang artinya “Jangan memandang wanita dari paras cantiknya saja”. Salam Super!