Keren banget teknologi Jepang euy, ada sebuah penelitian robot yang sedang berlangsung di Jepang, dimana nantinya akan memperkenalkan robot komunikasi setara anak-anak dengan tinggi 1.2 meter. Robot ini disebut Robovie. Nantinya akan berlangsung selama 14 bulan. Penelitian diadakan di Internasionak advanced Telecomincations Research Institute (ATR). Mereka mengatakan Robovie memiliki pola pembicaraan seperti anak berusia 5 tahun, mereka berharap dengan interaksi setiap harinya dengan anak-anak di sekolah Dasar Higshihikri akan meningkatkan kemampuan robot tersebut.
Para peneliti di Jepang berkeyakinan bahwa robot akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, namun sebelum para robot menjadi warga negara, mereka membutuhkan pendidikan tentang perilaku manusia dan kebiasaannya. Karena itu mereka mengembangkan robot yang dapat mengembangkan kemampuan komunikasinya seperti Robovie. ATR telah melalATR telah membuat beberapa revisi penampilan maupun software Robovie, lalu telah dilakukan puluhanproyek penelitian yang fokus meneliti tentang interaksi manusia-Robot alias Human-Robot Interaction (HRI).
Selama bertahun-tahun robot ini telah membantu menjaga toko grosir lalu juga pernah tampil menjadi pemandu wisata bagi wisatawan melalui teleoperation. Namun, kali ini peran barunya menjadi seorang siswa dan berteman dengan anak-anak. ini akan proyek jangka panjang pertamanya.
Tidak seperti kebanyakan anak-anak baru di kelas, Robovie langsung memulai mencari teman baru. cara kerjanya yaitu dengan memuat foto wajah dan suara dari 119 siswa dan guru-guru untuk membantu mengenali mereka. Selain itu para peneliti juga menambahkan buku sains kelas 5 SD ke dalam databasenya, jadilah dia robot yang pintarnya seperti anak SD ^^. Pada hari pertamanya sekolah, sensei bertanya .. what a “wound up copper wire” is, to which it answered: “A copper coil. It’s part of the motors that move my body.”.. Hal ini mendorong seorang siswa untuk menyimpulkan: “Ini lebih pintar dari saya!”
Teknologi yang digunakan robot Robovie pernah dikomersialkan oleh Industri Mitsubishi sebagai robot rumah tangga seharga US $15,000 yang dinamai Wakamaru. Sayangnya, usaha tersebut malah menjadi bencana bagi Mitsubishi, para pelanggan berbondong-bondong mengembalikan robot tersebut setelah menemukan bahwa keluarga mereka bosan menggunakannya dalam beberapa bulan. Hal yang sama terjadi pada Sony QRIO, sang developer menemukan bahwa keluarga mereka bosan hanya dalam satu bulan, inilah mungkin mungkin kenapa Sony mengalengkan divisi robotika mereka pada tahun 2006. Saat ini kecanggihan robot yang dikembangkan sudah meningkat, kita harap dapat melihat tanggapan berbeda mengenai penempatan robot dalam lingkungan masyarakat. | A3