Mahalnya Biaya Pengurusan Pemakaman di Jepang

Mahalnya Biaya Pengurusan Pemakaman di Jepang – Bukan rahasia lagi kalo biaya hidup di Jepang itu mahal, begitu juga untuk biaya pengurusan pemakaman untuk yang meninggal. Pada umumnya upacara pemakaman yang diadakan di Jepang itu gabungan dari tradisi Shinto & Buddha, yakni jenazah dikremasi, lalu dibakar dan abunya dimasukkan di pot abu, kemudian potnya diletakkan di nisan kuburan.

Upacara pemakaman ini di Jepang disebut “Soushiki”. Pada upacara ini mayoritas pelayat memakai pakaian berwarna hitam. Pelayat pun membawa uang duka untuk diserahkan kepada keluarga yang berduka. Uang duka dalam bahasa Jepang disebut “O-koden”.

Pada saat Soushiki, jenazah dimasukkan dalam peti mati lalu diletakkan dibagian depan ruangan upacara. Foto orang yang meninggal diletakkan di atas peti. Upacara ditandai dengan adanya seorang Biksu yang memandu doa tepat di depan peti jenazah, diikuti oleh para tamu yang berdiri di belakang sambil memegang Senko (dupa). Doa selesai, Senko ditancapkan di tempat yang disediakan.

Upacara pemakaman orang Jepang biasanya diadakan di rumah atau di kuil.

Menurut laporan Asosiasi Konsumen Jepang pada 2007, biaya rata-rata pemakaman mencapai US$21.500 (sekitar Rp199,9 juta), termasuk US$5.100 (sekitar Rp47,4 juta) untuk jasa para biksu. Tetapi, jumlah itu belum meliputi tanah makam. Saking mahalnya tempat pemakaman disini, bahkan yang bukan beragama kristen pun ada yang lebih memilih meletakkan abu di rumah duka yang harganya lebih murah.

Di Jepang sendiri menganut sistem 1 kuburan cukup buat 1 keluarga, hal ini dilakukan karena terbatasnya lahan pemakaman disini.

Tiap tahunnya pihak keluarga juga harus membayar biaya administrasi sebesar ¥50,000 (sekitar Rp 6.000.000). Itu belum termasuk nisan yang harganya jutaan yen, tapi 1 keluarga cuma butuh 1 nisan meskipun ada orang kaya yang memilih memiliki nisan sendiri.

Nah, bagaimana dengan yang tidak mampu? Sesuai UU, pemerintah yang membiayainya, tetapi abu jenazah tidak dikubur melainkan diletakkan di kuil & otomatis jenazah tidak punya nisan.

Tetapi karena orang Jepang takut dianggap itung-itungan dengan orang yang sudah meninggal, jadi sebisa mungkin, mereka membiayainya sendiri dan memberikan prosesi pemakaman yang terbaik.

Sesuai tradisi, biasanya jenazah dipakaikan baju seperti kimono putih yang disebut “Kyoukatabira” dan dikepala jenazahnya dipakaikan ikat kepala warna putih berbentuk segitiga yang disebut “Tankan”. (Mahalnya Biaya Pengurusan Pemakaman di Jepang)

makam jeang meningal di jeapng

Pelayat yang hadir di upacara pemakaman diharuskan memakai pakaian berwarna hitam, dan dilarang keras memakai perhiasan.

Selain itu para pelayat diharuskan memakai “Juzu” (sejenis tasbih /rosario milik umat Budha) dan para pelayat juga diharuskan membawa “O-koden” (uang duka) yang nantinya dimasukkan ke amplop yang biasa disebut oleh orang Jepang “Koden Bukuro”.

Jumlah uang duka nya pun tergantung kedekatan pelayat dengan keluarga yang berduka cita. Konon katanya minimal rata-rata pelayat menyumbang ¥10,000 per amplop (sekitar Rp 1.000.000 per amplop).

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan saat anda melayat / menghadiri upacara pemakaman Jepang: 1. Pakaian anda saat melayat 2. O-koden/uang duka

Hal yang paling penting adalah saat memasuki ruang duka cita anda harus membungkukkan badan serta mengucapkan “konodabi wa goshusho sama desu” (mengucapkan saya turut berduka cita) dengan suara yang lembut & pelan.

Kemudian anda harus menuju altar dimana peti jenazah diletakkan serta memanjatkan doa menurut keyakinan anda sendiri. Setelah mendoakan jenazah, anda harus balik badan lalu membungkukkan badan kepada tuan rumah (anggota keluarga yang berduka).

Setelah itu anggota keluarga almarhum akan menghantarkan anda menuju tempat duduk untuk berbagi cerita bercakap-cakap dengan keluarga atau teman almarhum.

Qr code

Sekarang ini Jepang juga membuat sebuah teknologi baru yang disebut QR codes, yaitu sebuah barcode yang diletakkan di batu nisan. Jika di scan, maka akan menampilkan data-data tentang orang yang dimakamkan disitu, bisa juga menyimpan video atau foto-foto.

oleh -Priska Chiba- (salah satu admin di FP KDJ)

beberapa komentar di facebook:

Wawa Damayanti: bener min biayanya bikin meringis bln 4 kmaren mertua meninggal abis 400 jeti an hiks hidup mahal matipun mahal hehe blom lagi okaeshi ato beli kado buat yg udah dateng hmm

Mega Wati : Suami saya orang jpg..
Dua tahun lalu.ibu mertua saya meninggal dunia..
Biaya nya untuk penguburan(shosiki)¥3000’000-‘kalo di Rp kan.sekitar 

Rp 350’000’000-‘saya degar nya terkaget-kaget..
Bener2 mhl bgt..
Gubrak’jd saya mau pingsan…bener2 kelewat mahal…

sumber: fanspage kehidupan di Jepang (Mahalnya Biaya Pengurusan Pemakaman di Jepang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *