Produktivitas petani krisan asal Tomohon dinilai belum mampu memenuhi permintaan pasar Jepang. Padahal, pangsa pasar ini dinilai cukup besar.
“Pemenuhan kebutuhan pasar ekspor bunga Krisan ke berbagai negara terutama di Jepang masih sangat kecil,” kata Kepala Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Muhammad Thamrin.
Menurutnya, kebutuhan bunga krisan seperti Jepang sekitar lima miliar per tahun, sedangkan Kota Tomohon hanya mampu memproduksi bunga krisan sebanyak lima juta per tahun, sehingga peluang pasarnya sangat besar.
Untuk itu, ia berharap, strategi yang akan diterapkan dan dipercepat pada 2024 dapat membantu Tomohon meningkatkan jumlah ekspor.
“Permintaan pasar yang begitu cepat, bukan tidak mungkin program ini akan berjalan dengan strategi penting, salah satunya kegiatan saat ini,” ujarnya.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Kementerian Pertanian RI bekerjasama dengan Pemerintah Kota Tomohon mengadakan kegiatan Focus Group Discussion Pengembangan Agribisnis Krisan Tomohon Menuju Ekspor.
Walikota Tomohon Carroll JA Senduk SH mengapresiasi Kementerian Pertanian RI dan Komite II DPD (Dewan Perwakilan Daerah) Republik Indonesia yang terus bekerjasama dengan Pemerintah Kota Tomohon untuk mengembangkan budidaya krisan di daerah tersebut.
Pihak terkait bahkan telah memprogramkan Tomohon sebagai salah satu daerah pengekspor bunga krisan.
“Sebagai Kota Tomohon, saya berharap dengan adanya kegiatan FGD saat ini, Kota Tomohon dapat mempercepat ekspor Bunga Krisan,” pungkasnya.