Sebuah ponsel atau smartphone kini menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga bagi orang Jepang. Bahkan bisa dikatakan ponsel lebih penting dibandingkan dengan KTP.
Seperti diketahui orang Jepang tak punya KTP, tetapi menggunakan kartu asuransi, paspor atau surat domisili sebagai identitasnya.
“Jika Anda tidak dapat membayar untuk ponsel cerdas dan berhenti langganan, Anda terjebak dalam hidup (artinya tidak ada yang bisa dilakukan). Ponsel jadi lebih penting dari identitas diri lainnya,” ungkap Daishiro Sasaki dari Tsukuroi Tokyo Fund, baru-baru ini.
Tsukuroi Tokyo Fund adalah sebuah yayasan yang banyak membantu kalangan miskin di Jepang, termasuk meminjamkan ponsel kepada mereka supaya bisa tetap hidup.
“Tanpa smartphone, sulit mendapatkan pekerjaan atau menyewa apartemen. Ini seperti kehilangan kehidupan sosial,” ujarnya.
Mengapa hidup menjadi lebih sulit saat smartphone tidak dapat digunakan?
“Kenyataannya adalah Anda tidak dapat menyewa properti tanpa smartphone. Mereka yang tidak memiliki akan ditolak. Kenyataan di masyarakat adalah smartphone diperlakukan dengan cara yang sama seperti KTP,” kata seorang pria dari agen real estate di Adachi-ku Tokyo, yang sering membimbing orang untuk perlindungan mata pencaharian.
Lokasi (tempat tidur) seorang tunawisma di Jepang usia 69 tahun yang harus masuk rumah sakit karena kepalanya dibenturkan ke penyangga jalan (di kiri tempat tidurnya) oleh tersangka Kenji Hoshino (58). (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)
Menurut ringkasan komite pelaksana “Soudanmura” sebuah tempat konsultasi Jepang, 65 persen dari 344 orang yang berkunjung untuk konsultasi selama liburan akhir tahun dan Tahun Baru tidak memiliki atau tidak dapat menggunakan ponsel, yang jumlahnya mendekati dua pertiga.
“Separuh dari responden mengatakan umumnya mereka tidak memiliki ponsel atau tidak memiliki rumah sehingga tinggal di tempat umum seperti di kolong jembatan di taman umum dan sebagainya. Kalau masih ada uang sedikit di warnet yang murah dan buka 24 jam,” jelasnya.
Beberapa orang mengatakan bahwa begitu sebuah smartphone menjadi tidak dapat digunakan, bahkan akan sulit untuk memiliki smartphone baru atas nama anda sendiri.
Menurut Shuhei Ogura dan Adachi-ku Tokyo, “Sebagian besar ponsel pintar (setelah dihentikan) tidak dapat dikontrak baru. Sebagian besar provider raksasa ponsel memiliki daftar hitam yang sama. Saya ingin tahu apakah demikian. Namun pasti tidak akan diumumkan mereka.”
Dinas kesejahteraan pemerintah daerah harus meminjamkan smartphone kepada masyarakat yang tidak dapat menggunakan smartphone dalam jangka waktu tertentu.
Beberapa kelompok, termasuk “Soudanmura” akan segera mengajukan permintaan konten ini kepada pemerintah.
“Melalui kegiatan konsultasi, saya mengetahui bahwa smartphone adalah alat penyelamat hidup untuk pekerjaan, perumahan, dan lainnya. Ponsel harus dipinjamkan kepada orang-orang yang membutuhkan secara gratis karena itu sudah jadi nyawa manusia saat ini,” kata Pengacara Ichiro Natsume, anggota komite eksekutif dari “Soudanmura,”.
Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif dengan melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang nantinya. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.
sumber : https://idnbuzz.com/news/di-jepang-smartphone-lebih-penting-daripada-ktp/