Sebuah kota pesisir di barat Jepang menggunakan sebagian dari bantuan Covid-19 untuk membangun patung cumi-cumi raksasa, Hal ini telah memicu kemarahan.
Menyesuaikan CNN, Kamis (6/5/2021) Kota Noto di Prefektur Ishikawa menerima 800 juta yen (Rp 104 miliar) dalam bentuk hibah dari pemerintah pusat.
Menurut laporan media lokal, dana tersebut merupakan bagian dari program bantuan yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi lokal di tengah pandemi.
Dari dana tersebut, Kota Noto menggunakan 25 juta yen (Rp. 3,2 miliar) untuk menutupi sebagian biaya pembangunan patung cumi-cumi raksasa.
Patung itu berukuran tinggi 13 kaki (3,9 meter) dan panjang 29,5 kaki (8,9 meter), media domestik melaporkan. Total biaya konstruksi sekitar 30 juta yen (Rp 3,9 miliar).
Jepang sedang berjuang melawan gelombang keempat Covid-19 dan kabinet menyetujui paket stimulus 708 miliar dolar pada Desember untuk membantu memulihkan ekonomi.
Pembangunan patung itu adalah bagian dari “strategi jangka panjang” untuk meningkatkan kesadaran tentang industri perikanan kota dan meningkatkan pariwisata, kata seorang pejabat pemerintah daerah, menurut laporan media setempat.
Belum ada keterangan dari pemerintah kota maupun pusat terkait kasus tersebut.
Hibah tidak secara khusus dialokasikan untuk biaya yang berkaitan dengan perawatan pasien Covid-19, dan tingkat infeksi di Prefektur Ishikawa cukup rendah dibandingkan dengan bagian lain Jepang, menurut media lokal.
Namun, kasus tersebut memicu emosi netizen di Twitter dan mempertanyakan apakah dana tersebut bisa digunakan untuk tujuan lain.
“Tidak peduli bagaimana Anda melihatnya, ini salah. Mereka harus mengembalikan uangnya,” kata seorang netizen di Twitter.
Pembangunan cephalopoda merah muda dimulai pada Oktober 2020 dan selesai pada Maret tahun ini.