Kapal selam Jepang I-124 tenggelam 80 tahun yang lalu dan tergeletak di dasar laut di perairan Australia, 90 kilometer dari Kota Darwin. Melalui teknologi virtual-reality (VR), para ilmuwan di Flinders University di Adelaide, Australia, telah menghidupkan kembali kapal selam yang menjadi kuburan bagi 80 awaknya.
Versi baru dari video tersebut tersedia di YouTube dalam bahasa Inggris dan Jepang, karena minat historis terhadap bangkai kapal itu kuat di Australia dan Jepang. Kedua rekaman dapat dilihat dengan headset VR atau sebagai “video imersif” pada perangkat layar datar, seperti monitor komputer dan smartphone.
“Berdasarkan data, dan rencana kapal serta foto-foto bersejarah, kami telah menciptakan pengalaman menyelam virtual yang membawa pemirsa melalui proses pengumpulan data. Kemudian membawa Anda jauh ke kedalaman, untuk mengalami bangkai kapal secara langsung,” kata arkeolog maritim John McCarthy dari Flinders Universitas di Adelaide.
McCarthy menambahkan, dengan teknologi VR baru ini, merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk melihat seperti apa kondisi bangkai kapal tersebut sekarang. Sebab, selama ini kegiatan menyelam untuk mengunjungi bangkai kapal dikontrol secara ketat.
Tenggelam dalam Pertempuran Sengit
Kapal selam I-124 dibangun pada akhir 1920-an untuk Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Kapal selam ini merupakan salah satu kapal selam kelas baru berbasis U-boat Tipe UB III Jerman yang diberikan kepada Jepang sebagai bagian dari reparasi pasca Perang Dunia I.
Selama Perang Dunia II, kapal selam I-124 aktif di lepas pantai Darwin, meletakkan ranjau dan menyerang kapal musuh. Tetapi pemecah kode Sekutu menangkap sinyal radionya sekembalinya ke Jepang, mendorong kapal perang Australia untuk melacaknya pada 20 Januari 1942.