Jepang adalah negara maju yang dijuluki macan Asia. Tidak salah, karena di era modern ini, nama-nama Jepang hampir selalu mengendalikan berbagai lini. Mulai dari teknologi, otomotif, olahraga, hingga produk hiburan.
Itu semua bisa terjadi karena fondasi yang kuat, yaitu pendidikan.
Pada tahun 2019, majalah Forbes menetapkan Jepang sebagai populasi terpintar di dunia. Judul tersebut diperoleh dari akumulasi peringkat IQ, tes sekolah, dan penghargaan Nobel.
Hasil ini tentu saja menuai dari sistem pendidikan yang telah dirancang sedemikian rupa untuk menciptakan sumber daya manusia terbaik.
baca juga : Mengintip Kurikulum Pendidikan di Jepang
Dr Agnes, Sp.A, seorang dokter anak, berkesempatan terbang langsung ke Jepang untuk menyaksikan secara langsung bagaimana sistem pendidikan bekerja. Dia mengabadikan momen itu dalam unggah di saluran Youtube Meet Doctor Agnes.
Sistem pendidikan di Jepang memang terkenal sebagai juara. Mereka memiliki sistem yang sangat terstruktur, bahkan sejak awal pendidikan.
Di Indonesia, anak-anak tingkat TK telah diajari cara membaca, menulis, menghafal, atau berhitung. Kami tidak akan menemukannya di Jepang.
Sistem pendidikan di Hoikuen (tempat penitipan anak) dan Yochien (taman kanak-kanak) menekankan pentingnya pembangunan karakter, moral, dan kecintaan untuk membaca buku. Sasaran utama dalam pendidikan dasar bukanlah untuk membentuk anak-anak yang cerdas, tetapi untuk membangun anak-anak yang memiliki karakter, moral, dan suka membaca.
baca juga : Keunikan Sistem Pendidikan di Jepang
Untuk anak-anak yang lebih besar di tingkat sekolah dasar, ada rutinitas membaca buku 10 menit setiap hari sebelum kelas dimulai.
Sementara itu, di Indonesia, membaca tampaknya tidak menjadi minat populer pada anak-anak. Sayangnya, itu terbawa hingga dewasa. Ini bisa dilihat dari bagaimana Indonesia berada di peringkat ke-6 dari 79 negara terkait keterampilan membaca atau melek huruf.
“Baiklah, hanya saja tidak suka membaca, apa efeknya?”
Jangan salah. Keaksaraan yang rendah dapat memiliki dampak besar pada kelangsungan hidup manusia.
Melek huruf yang rendah dapat berdampak langsung pada angka putus sekolah dan pengangguran yang tinggi. Mereka sulit untuk mandiri dan menjadi beban bagi negara dan keluarga.
Orang dengan melek huruf yang rendah juga rentan terhadap masalah kesehatan karena tingkat pengetahuan mereka tentang kesehatan, kebersihan, dan pola makan.
Masih banyak hal yang harus dibenahi dari sistem pendidikan di Indonesia. Tetapi orang tua dapat membuat langkah untuk meningkatkan sejak dari rumah.
Orang tua dapat mulai dengan menumbuhkan minat anak-anak dalam membaca. Misalnya dengan membaca buku cerita secara teratur, tentunya dengan berbagai trik agar anak bisa betah berlama-lama.
Semoga dengan satu langkah kecil, ini bisa berdampak besar di masa depan.
sumber : https://www.diadona.id/family/melihat-sistem-pendidikan-negeri-jepang-apa-yang-membuat-mereka-begitu-maju-200310c.html