menikah orang jepang

Krisis Demografi, Banyak Orang Jepang Yang Tidak Mau Menikah

Menikah? Hmm saya rasa hal tersebut menjadi salah satu momen terindah yang diimpikan oleh banyak orang. Mendapatkan pasangan idaman dan bersama berusaha saling membahagiakan dan menjadi keluarga bahagia. Namun hal tersebut dipandang berbeda oleh kebanyakan orang jepang. Sekitar sepertiga warga disana menyatakan pernikahan itu hal sia-sia.

Waduh sayang banget ya, padahal disana banyak cewek cantiknya dan pada berkualitas eh ternyata banyak yang berpikiran tidak suka menikah. Misalnya wanita dijepang ada 60 juta jiwa, maka sekitar 20 juta nya menganggap menikah tidak bermanfaat. Hal inipun menjadi pembahasan hangat di kalangan masyarakat jepang. Di Negeri Jepang telah terjadi pergeseran nilai sosial yang cukup signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Diperkirakan kedepannya akan banyak warga Jepang yang terus melajang.

Fenomena ini dibahas dalam bentuk survei oleh Joshi Spa!, sebuah majalah di Jepang. Majalah tersebut pun mengungkapkan bahwa 33,5% dari 37.610 responden yang terlibat, mengatakan mereka sama sekali tidak melihat adanya manfaat dalam pernikahan.

“Saya benci anak-anak untuk selamanya dan saya tidak pernah berpikir bahwa saya ingin memiliki anak. Jadi saya merasa pernikahan itu tidak ada gunanya,” ungkap salah satu responden.

“Jika Anda lajang, Anda dapat menggunakan uang sesuka hati, dan tidak peduli berapa banyak yang Anda habiskan untuk hobi atau minat Anda, tidak ada yang mengeluh, dan Anda dapat hidup sesuai dengan apa yang Anda sukai. Tetapi jika menikah, semua itu hilang, jadi saya benar-benar ingin bertanya, jujur, apakah ada manfaat yang didapatkan dari menikah?,” ungkap salah seorang responden lainnya kepada Majalah Joshi Spa!.

Saya rasa wajar saja kalau disana mereka malas punya anak, menurut saya salah satu hakikat menikah adalah dihalalkannya pasangan kita atas diri kita, artinya barulah kita bisa menikmat pasangan setelah menikah, namun di Jepang sana, untuk menikmati pasangan tidaklah harus menikah, seks disana bebas. Seks menjadi industri besar yang sangat menguntungkan. Selain itu profesi sebagai bintang AV (Adult Video) pun banyak diminati wanita disana.

Majalah Joshi Spa! memecahkan hasil survei berdasarkan perkategori umur. Menurut hasil survei tersebut, sebanyak 40,5% orang mengatakan tidak tertarik untuk menikah. Mereka adalah responden dari kelompok yang kebanyakan berusia 30-an.

Sementara 38% lainnya, masih berusia belasan tahun. Mereka pun tidak memiliki ide sama sekali tentang rencana menikah. Sedangkan 35,9% sisanya, berusia 40-an dan tertarik untuk menikah. Jika melihat hasil survei ini, kelompok yang lebih tua tampaknya bisa menemukan nilai dan arti sebuah pernikahan dibandingkan dengan orang yang usianya tergolong muda.

Menikah juga menjadi hal merepotkan terutama bagi wanita jepang. Saya pernah baca sebuah tulisan menarik di kompasiana, ada seorang wanita asal indonesia yang menceritakan pengalaman hidupnya di Jepang. Ketika seorang wanita jepang menikah, Nama marga/keluarganya berganti dengan nama marga suami. Jika masih dalam lingkungan formal (mis. kerja) walau cukup akrab pun, mereka memakai nama marga itu, bukan nama kecilnya. Bisa dibayangkan, begitu menikah, semuanya berubah! Dari sini keribetan sudah dimulai, diawali pengurusan ganti nama di kantor pemda, dan bikin ?? inkan (cap tanda tangan) dan lain sebagainya.

Wah merepotkan ya! Namun begitulah fakta apa yang terjadi disana. Sekian untuk postingan ini.. jaa ne..sayonara 🙂

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *