Fakta terbaru menunjukkan bahwa 1 Dari 4 Orang di Jepang Berusia Diatas 65 Tahun atau sekitar 31.860.000 jiwa. Begitulah data yang diungkapkan dari hasil survei demografi pemerintahan di Jepang. Menurut kementerian tersebut, peningkatan jumlah penduduk terakhir kali berkat ledakan bayi setelah berakhirnya Perang Dunia II. Sejumlah besar populasi akan memberikan kontribusi terhadap tenaga kerja nasional. Pemerintah Jepang memproyeksikan, jika dalam 50 tahun ke depan angka kelahiran di Jepang bakal menjadi 1,35 anak per wanita, atau berada di bawah standar kesehatan normal. Jika jumlah anak berkurang, jumlah lansia akan bertambah. Dan ledakan lansia itu bakal membuat Pemerintah Jepang pusing tujuh keliling. Pasalnya, Pemerintah Jepang harus menyiapkan dana pensiun dalam jumlah besar, sementara jumlah usia produktif terus berkurang.
Sebelumnya kami juga sudah membahas masalah krisis penduduk di Jepang dalam artikel “Krisis Penduduk di Jepang yang Kebanyakan Lansianya“.
Dibandingkan dengan tahun lalu, Warga berusia lanjut di Jepang meningkat sebesar 1,12 juta jiwa pada tahun ini. Di antara laki-laki yang berusia di atas 65 tahun, ada 13.690.000 jiwa yang berkontribusi terhadap 22,1 persen dari populasi pria secara keseluruhan di Jepang. Adapun wanita yang berusia di atas usia 65 tahun, ada 18.180.000 atau 27,8 persen dari populasi wanita nasional. Menurut Institut Penelitian Populasi Nasional dan Keamanan Sosial, orang di Jepang yang berusia lebih dari 65 tahun bahkan mungkin menjadi 1 dari 3 orang setelah 22 tahun.
Di antara hampir 32 juta orang yang lanjut usia, atau orang-orang di atas usia 65, di Jepang, 27,9 persen penduduk laki-laki masih bagian dari anggota kerja nasional. Sedangkan wanita, ada 13,2 persen dari populasi wanita masih bekerja. Sebagian besar bekerja di industri pertanian dan kehutanan. Ada juga lanjut usia yang bekerja di industri grosir dan eceran.
[toggle title=”Bonus Senyuman Cewek Jepang (Klik)”]
[/toggle]
artikel diatas di olah dari: japandailypress.com