Etika dan Tata Cara Makan Orang Jepang

Etika dan Tata Cara Makan Orang Jepang – Berbicara etika makan, di setiap negara, disetiap daerah pasti berbeda-beda, tergantung dari kebiasaan/ kebudayaan yang telah diwariskan dari para leluhur di tempat masing – masing. Walau intinya makan melalui mulut, namun prosesi makanan yang dihidangkan sampai ke mulut dapat berbeda. (baca juga: Cara Makan BerbagaiJenis Makanan Jepang). Cara makan orang Indonesia berbeda dengan Cara Makan Orang Jepang.

Jepang memiliki tata cara makan yang baik yang patut kita ketahui. Orang Jepang terutama generasi mudanya juga tidak malu-malu/tidak sungkan untuk melestarikan budayanya yang turun temurun di wariskan dari generasi ke generasi.

Hal yang patut ditiru oleh generasi muda bangsa Indonesia, agar budaya kita tidak dicuri/ diklaim oleh bangsa lain.
Kita kembali membahas cara makan di Jepang, dengan beberapa point yang saya tau, diantaranya :

Sikap Duduk

200172217-002

Memang di era modern ini di Jepang sudah banyak restaurant atau rumah dimana tempat makannya menggunakan gaya Barat yaitu menggunakan kursi dan meja. Namun Budaya Jepang yang kental tetap terjaga, dengan baik dan di lestarikan oleh setiap lapisan masyarakat di Jepang. Tempat makan gaya tradisional Jepang menggunakan bantal tipis sebagai alas duduk dan meja yang pendek sebagai tempat menaruh makanan, yang lantainya menggunakan alas yang terbuat dari jerami semacam tikar yang dikenal dengan sebutan TATAMI.

Ketika akan memasuki ruang tatami, hal pertama yang dilakukan mencopot alas kaki, (tatami ini mirip dengan gaya lesehan orang Indonesia) Kemudian duduk dengan tegak, wanita maupun pria dalam sikap formal semuanya satu jenik gaya duduk, yaitu duduk berlutut, dimana kaki terlipat dibawah paha, dan pantat beralaskan telapak kaki, yang lebih dikenal dengan sebutan gaya SEIZA.

Dalam keadaan santai, pria  menggunakan gaya duduk bersila, sedangkan wanita duduk dengan kedua kaki menyamping ke kanan atau ke kiri.

Itadakimasu & Gochisosama

Baca Juga : Itadakimasu : Penghormatan/Menghargai Makanan di Jepang

Di Jepang, sudah menjadi kebiasaan sebelum menyantap makanan, kita mengucapkan itadakimasu, dengan kedua tangan diletakan bersama – sama di depan dada seperti sikap sembah.

Biasanya sebelum mengucapkan kata itadakimasu, kita meluangkan sedikit waktu untuk memuji makanan yang di hidangkan, sebagai etika sopan santun. Oleh karenanya masakan Jepang itu sangat identik dengan keindahan platting makanan, sangat diperhatikan komposisi dan estetika makanan, mereka percaya dibalik keindahan suatu hidangan, disitulah tersembunyi kelezatan. dan yang harus di ingat kita harus menunggu yang tertua atau tamu kehormatan yang memulai mengambil makanan.

dan yang terakhir setelah makan selesai mengucapkan gochisosama kepada orang yang telah membuat dan menyediakan makanan yang kita santap.

0shibori

Sebelum makan biasanya kita diberi handuk panas atau dingin, di peruntukan membersihkan tangan kita sebelum makan.

oshibori ini hanya untuk membersihkan tangan, tidak sopan untuk menggunakan oshibori untuk membersihkan bagian tubuh lain selain tangan, semisal menyeka wajah.

setelah selesai pakai, lipat kembali dan letakan kembali di tempat semula. Sangat tidak sopan ketika oshibori digunakan untuk membersihkan meja makan.

Chawan

Ada aturan dalam menggunakan mangkuk untuk nasi atau sup, mangkuk secara umum dipegang oleh tangan kiri dan tangan kanan memegang sumpit. Dulu penggunaan tangan kidal tidak bisa diterima dikalangan masyarakat Jepang, setelah adanya restorasi Meiji, barulah orang yang bertangan kidal diterima dikalangan masyarakat, karena terpengaruh oleh budaya Barat yang masuk ke Jepang.

zaman dahulu, anak2 di Jepang diajarkan membedakan kanan dan kiri menggunakan sumpit dan mangkuk.

Orang Jepang umum menikmati kuah sup atau mie panas dengan cara seruput (berbunyi), hal ini dianggap sopan,menandakan kita sedang menikmati hidangan yang disajikan. teknik seruput ini juga yang memudahkan kita untuk menyantap mie rebus yang masih panas dengan cepat.

Mangkuk boleh di angkat setinggi mulut, namun tidak boleh menyentuh mulut, kecuali ketika meminum sup/kuah.

Ohashi

Penggunaan sumpit yang baik dan benar sangat penting ketika kita berada di tempat makan, cara memegang sumpit yang salah, bisa membuat orang disekitar kita menjadi tersinggung dan marah.
  • pegang sumpit seperti di gambar.
  • Jika telah selesai memakai sumpit, letakan ujung sumpit di sebelah kiri
  • jangan memberikan hidangan/makanan dari sumpit kita ke sumpit orang lain secara langsung, perbuatan itu tidak sopan.
  • jangan mameinkan sumpit di sekitar piring/makanan dan membuat sumpit jadi bahan mainan
  • Jangan menggunakan sumpit kepada makanan dengan cara seperti menancapkan dupa.
  • Dilarang menggigit sumpit
  • Dilarang menusuk makanan dengan sumpit
  • Makan apa yang diberikan ke kita

Jangan menolak apa yang diberikan kepada kita dari atasan, orang paling tua atau dari tuan rumah, ini merupakan kebiasaan yang lazim dimana tanu menghargai tuan rumah dengan memakan apa yang diberikan.

Namun kebiasaan ini dapat kita tolak tengan alasan kuat, semisal kita memiliki alergi atau alasan agama yang tidak boleh memakan makanan tertentu.

Kanpai

Kanpai/ bersulang merupakan acara yang umum di adakan setelah perjamuan makan, dalam situasi formal maupun non formal.

Jangan memulai minum sebelum semua orang telah siap gelasnya dengan berisi air dan melakukan kanpai.

Ketika seseorang menuangkan minuman untuk kita, kita terima dengan gelas dipegang oleh ke2 tangan, itu merupakan bentuk ucapan terima kasih karena telah menuangkan minum untuk kita.

sumber : kursusmasakjepang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *